Artikel ini dibuat
berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa sumber,, mohon jika masih ada
kekurangan tolong ditambahkan, karena saya juga masih dalam tahap
pembelajaran..
Ular ini memiliki nama latin Python Reticulatus, berhabitat di hutan hujan tropis di berbagai Negara di asia termasuk Indonesia. Jenis ular ini sangat digemari oleh para pecinta ular baik yang sudah pengalaman ataupun pemula. Alasan pemilihan ular jenis ini antara lain: warnanya yang exotic, tampilannya yang garang namun imut (menurut saya sih, hehehe), perawatan yang mudah, relative jinak (dalam hal ini saya tidak berani mengatakan ular jinak total), dan mempunyai daya tahan yang baik serta berumur panjang, bisa mencapai 20-30 tahun jika dipelihara dengan benar.
Disini saya mencoba untuk berbagi sedikit pengalaman dan informasi tentang cara-cara pemilihan ular python retic sabagai hewan peliharaan, dan hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Tingkat rensponsif
Ular ini memiliki nama latin Python Reticulatus, berhabitat di hutan hujan tropis di berbagai Negara di asia termasuk Indonesia. Jenis ular ini sangat digemari oleh para pecinta ular baik yang sudah pengalaman ataupun pemula. Alasan pemilihan ular jenis ini antara lain: warnanya yang exotic, tampilannya yang garang namun imut (menurut saya sih, hehehe), perawatan yang mudah, relative jinak (dalam hal ini saya tidak berani mengatakan ular jinak total), dan mempunyai daya tahan yang baik serta berumur panjang, bisa mencapai 20-30 tahun jika dipelihara dengan benar.
Disini saya mencoba untuk berbagi sedikit pengalaman dan informasi tentang cara-cara pemilihan ular python retic sabagai hewan peliharaan, dan hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Tingkat rensponsif
Tingkat rensponsif ular sangatlah penting untuk diperhatikan. Hendaknya pilihlah ular yang relatif jinak tetapi masih memiliki insting liarnya. Insting liar disini diperlukan oleh ular untuk menangkap mangsanya karena kita pastinya akan memberikan makanan yang masih hidup semisal tikus putih yang hidup-hidup maupun prekilled. Tingkat responsif ini sangat berhubungan langsung dengan nafsu makan ular tersebut.
2. Kondisi mata dan mulut
Kondisi mata yang sehat terlihat jernih dan terang tanpa adanya cairan yang keluar dari mata (karena ular mempunyai selaput yang melindungi bola mata, sehingga jika selaputnya rusak, besar kemungkinan ular tersebut sakit atau mempunyai cacat). Kondisi mulut yang sehat tidak ditemukan luka-luka seperti sariawan pada gusinya, dan gusi yang normal berwarna pink, lihat juga kondisi lidah ular, ular yang sehat biasanya menjulurkan lidah.
3. Kulit dan kondisi tubuh
Ular yang sehat memiliki kulit yang lentur, kulit yang lentur mengindikasikan konsistensi (turgor) kulit yang baik dengan otot pada tubuh teraba penuh. Kulit yang bersih dan mengkilat juga dapat dijadikan ukuran sehatnya ular tersebut. Kulit ular yang tidak sehat cenderung kering, kulit melipat, sisik mengelupas, dan adanya benjolan-benjolan di bawah kulit. Pemeriksaan parasit pada kulit ular juga perlu dilakukan, biasanya parasit ditemukan di sela-sela sisik.
4. Pemilihan jenis kelamin (sexing)
Sexing ular dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu visual, poping, dan probing. Sexing visual dilakukan dengan melihat ukuran ekor. Ular jantan memiliki ekor yang relatif lebih panjang dengan pangkal ekor besar. Sedangkan betina memiliki ekor yang relatif lebih pendek dengan pangkal ekor yang lebih kurus. Ular jantan memiliki tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan betina. (dalam hal ini saya sendiri masih sulit untuk membedakannya)
Cara poping, dengan cara menekuk pangkal ekor dekat kloaka, disertai dengan penekanan kantung hemipenis dari arah ekor ke arah depan. Jika jantan akan terlihat hemipenisnya, jika betina tidak terlihat hemipenisnya. (hal ini sangat tidak di anjurkan mencoba tanta didanpingi orang yang lebih mengerti, karena bisa mengkibatkan patah pada tulang di atas kloaka, untuk contoh, poping bisa dilihat di youtube)
Cara probing, dilakukan dengan alat probe. Alat probe yang sudah dilumasi (kalo saya cukup minyak goreng, bukan yang bekas yah, hehehehe) dimasukan ke dalam kloaka sejajar tubuh dari sisi kanamaupin kiri, milai dari arah ekor ke arah depan. Pada jantan alat probe masuk 10-12 baris sisik, sedangkan pada betina masuk 2-3 baris sisik.
5. Pemberian Makan
Dalam pemberian makanan, kuhusnya pada python reticulatus saya mulai memberikan prey (makananan) yang berukuran 2 kali lebih besar dari kepala ular, jika retic yang kita pelihara masih tergolong ukuran baby, cukup memberikan satu ekor mencit dewasa, hal ini juga berubah seiring dengan perkembangan retic yang kita pelihara, bisa rat, marmut, kelinci, ayam, dan kambing buat kita sate bersama hehehehe.. :)
biasakan pemberian makanan yang pre-killed.
6. Kandang
Kadang yang baik adalah yang luas dan bisa memberikan ular ruangan untuk bergerak. hal ini tidak dapat di ukur dengan pasti, karena seiring perkembangan ular, maka kita membutuhkan kandang yang cukup luas juga, dan terkadang mentok dengan kondisi keuangan,, (curhat dikit, hehehe)
7. Hidding cave dan Tempat minum
Saya menggunakan hiding cave ketika ular masih berukuran baby, hal ini hanya menghindari stres pada ular, biasanya saya menggunakkan hidding cave sampe retic tersebut berukuran 1,2m, tempat minum, kadang kita pernah 2,3 atau bahkan lebih memberihkan tumpahan air miunum dalam kandang,, biasanya hal ini saya akali dengan meletakkan tenpat minum yang ebih berat dan besar sehingga sulit di tumpahkan.
8. Suhu dan Pemanasan
suhu kandang yang baik menurut saya untuk retic berkisar 26-29 C. Sangat penting untuk mengetahui suhu di kandang, dan sebaiknya menggunakan termometer.
Ada beberapa cara untuk menghangatkan kandang: alas pemanas dari bawah kandang, pemanas keramik, lampu “berjemur” (lampu ditempatkan di suatu sudut sisi untuk berjemur). jika menggunakan lampu, sangat penting memperhatikan kelembaban kandang tersebut. salam hal ini saya biasanya menempatkan air yang cukup di tempat minum untuk menjaga kelembaban ruangan dalam kandang.
9. Alas
Saya sangat menyarankan untuk menggunakan koran, selain mudah diganti, harganya juga terjangankau, apalagi koran bekas,, hehehehee :)
10. Interaksi
Interaksi disini adalah saat kita ingin menghandle,, pertama yang harus di ingat adalah kondisi ular, kapan terakhir kali makan?, karena saya tidak menyarankan ular yang baru makan untuk dihandle dalam waktu yang lama, ini bisa mengakibatkan muntah poada ular tersebut, menurut saya, saat yang tepat untuk berinteraksi dengan ular ialah ketika ular sudah pup, (kalo saya sih tunggu pup hitam,, hehehehe)..
adapun durasi untuk menghandle ular,, (menurut pengalaman saya) tergantung dari besar ato kecilnya ular,, kalo baby saya palingan handle 23-30 menit (itu juga udah kelamaan, hehehe) namun semua tergantung ke pemilik masing masing..
maaf jika masih banyak kekurangan dalam artikel ini,, ini hanya berdasarkan pengalaman semata dan beberapa sumber.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment